Rahayu hari guru
Hingga kini, segala pencapaian yang telah diraih oleh putra putri Indonesia di segala bidang terus menerus ditorehkan oleh mereka. Hal tersebut mereka lakukan demi mengharumkan nama besar bangsa Indonesia. Sebuah bangsa yang didalamnya terdapat nilai luhur dan syukur. Luhur dengan segala dasar-dasar kenegaraannya, syukur dengan segala sumber daya yang tercurahkan. Namun, segala pencapaian tersebut tidak bisa dilepas dari peran seorang pendidik.
Pada dasarnya setiap individu yang berakal sehat, sangat perlu mencerminkan jiwa seorang pendidik. Dengan artian, bahwasanya jiwa pendidik mengandung sifat yang universal. Hal seperti ini diperlukan, karena bisa dijadikan satu upaya agar masing-masing individu saling bertukar pikiran dan memberikan contoh yang baik terhadap sesama. Salah satu contohnya yaitu guru. Perannya dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan formal di Indonesia sangat sentral dan penting.
Bisa dikatakan begitu, karena mereka terus berupaya secara sungguh-sungguh untuk mencetak generasi yang berkarakter dan berkeunggulan. Tentu hal itu merupakan tanggung jawab yang tidaklah bisa dianggap remeh. Perlu adanya sikap keseriusan dan kegigihan. Bahkan, mereka juga telah merelakan tenaga dan pikiran yang mereka punya bak pejuang atau pahlawan.
Tidak cukup disitu, yang menjadi objek pendidik yaitu siswa dan siswi juga sesungguhnya punya peran penting. Siswa dan siswi di sekolah atau madrasah diharapkan mampu memahami dan mengamalkan perihal apa saja yang disampaikan oleh gurunya. Sikap saling pengertian antara kedua pihak ini perlu adanya saling dukung mendukung antara keduanya. Sehingga, nantinya apa yang disemogakan oleh guru terkabul dan apa yang diinginkan oleh siswa siswi tercapai.
Seperti dalam semboyan Patrap Triloka yang berbunyi Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan menjadi panutan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang memberikan motivasi. Salah satu semboyan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara ketika mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta ketika itu. Sosok yang kehadiranya laksana pelita.
Ungkapan: Guru, pahlawan tanpa tanda jasa. Merupakan kutipan yang hingga kini menancap subur pada pendirian setiap guru. Tentunya guru juga menaruh harap kepada para orang tua atau pengasuh siswa siswi untuk ikut andil dalam membina dan mengawal anak-anak mereka di rumah. Karena orang tua atau pengasuh siswa siswi merupakan salah satu contoh lainnya dari pendidik. Maka dari itu, mari kita saling menaruh harap, saling dukung, saling berupaya dan saling bekerjasama untuk raihan prestasi yang akan ditorehkan oleh putra putri Indonesia di masa yang akan datang. Rahayu hari guru nasional.