Perlu Diketahui dari Hari Kebangkitan Nasional
Dalam sebuah Keputusan Presiden (Keppres) Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur, didalamnya mencantum bahwa terdapat 6 hari yang dianggap dan ditetapkan sebagai hari-hari bersejarah bagi Nusa dan Bangsa Indonesia, salah satu diantaranya yaitu Hari Kebangkitan Nasional.
Dalam penetapannya, Hari Kebangkitan Nasional diperingati pada tanggal 20 Mei. Karena pada tanggal tersebutlah, lebih tepatnya 20 Mei 1948 yang lalu, Bapak Soekarno sebagai Bapak Presiden yang menjabat kala itu menyampaikan pesan serta nasehatnya kepada seluruh Rakyat Indonesia untuk terus berjuang demi mencapai kemerdekaan yang utuh.
Dari beberapa informasi yang dihimpun, dikatakan bahwa sambutan Bapak Soekarno di Hari Kebangkitan Nasional kala itu dibilang cukup singkat dan dokumen ataupun kearsipan yang ada mengenai peristiwa itu cukup minim atau bisa dikatakan tidak utuh.
Namun, jika diruntut dari beberapa peristiwa sebelumnya. Dicetusnya 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatar belakangi oleh adanya kekhawatiran terhadap pergerakan Kolonial Belanda yang mencoba untuk menginvansi kembali Indonesia dengan menguasai beberapa wilayah kecil di Indonesia setelah diproklamirkannya Kemerdekaan Indonesia.
Maka, kabinet kerja yang bertugas ketika itu bersama dengan lapisan masyarakat termasuk organisasi-organisasi di dalamnya, mendorong Bapak Soekarno untuk menyampaikan sambutan di tanggal 20 Mei 1948 untuk menegaskan kesungguhan seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan negaranya.
Di samping itu, perlu diketahui juga bahwa pada tanggal yang sama, 20 Mei juga merupakan tanggal berdirinya salah satu organisasi modern yang ada di Indonesia kala itu yaitu Boedi Oetomo. Ketika diadakan Hari Kebangkitan Nasional, organisasi Boedi Oetomo tepat berumur 40 tahun sejak berdirinya pada tahun 1908.
Perlu diingat pula, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dalam penyelenggaraanya, Hari Kebangkitan Nasional diadakan cukup singkat dan dokumen ataupun kearsipan yang ada yang menjelaskan peristiwa tersebut tidak utuh atau cukup minim.
Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa dasar dari Hari Kebangkitan Nasional berkaitan dengan memperingatinya tanggal lahirnya organisasi Boedi Oetomo bisa dikatakan tidak cukup kuat sepenuhnya.
Namun, adat memperingatinya Hari Kebangkitan Nasional hingga kini dihitung berdasarkan umur dari organisasi Boedi Oetomo. Bukanlah, dihitung berdasarkan peristiwa Hari Kebangkitan Nasional itu sendiri, pada tanggal 20 Mei 1948.
Kita perlu ketahui juga bahwa ketika perjuangan fisik berakhir, perjuangan bangsa Indonesia berubah menjadi perjuangan dengan cara berorganisasi secara modern. Beberapa organisasi yang berdiri tidaklah hanya organisasi Boedi Oetomo kala itu.
Terdapat organisasi modern lainnya yang sama-sama berjuang untuk merebut kemerdekaan secara utuh dari pihak kolonial Belanda. Organisasi modern tersebut diantaranya seperti Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah dan organisasi lainnya.
Pada intinya, terlepas dari hal itu semua. Hari Kebangkitan Nasional harus tetap dijadikan sebagai momentum semangat gotong royong dan iktikad baik dengan saling memelihara, menumbuhkan dan menguatkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sumber bacaan & potret:
https://www.retorika.id/opini_2019-05-23_menggugat-hari-kebangkitan-nasional.html
https://historia.id/politik/articles/asal-usul-peringatan-hari-kebangkitan-nasional-vqrkZ
http://indonesiabaik.id/infografis/peringatan-hari-kebangkitan-nasional-bangkit-untuk-bersatu
https://orari.or.id/index.php/2019/05/20/hari-kebangkitan-nasional-20-mei-2019/
https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Harkitnas%202020.pdf
https://www.walisongo.co.id/editor/poster-hari-kebangkitan-nasional/?desain=227#227