Kusbini dengan Karyanya: Lagu Bagimu Negeri
Lagu Bagimu Negeri merupakan salah satu dari lagu wajib nasional Indonesia. Lagu yang menjadi bagian dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Ada dua makna yang terkandung dalam setiap lagu wajib nasional yaitu makna nasionalisme dan makna patriotisme. Makna nasionalisme yang mengartikan sifat cinta, bangga tanah air dan mengutamakan rasa persatuan dan kesatuan. Sedangkan makna patriotisme mengandung pengertian sifat rela berkorban, dapat mengkobarkan semangat dan pantang menyerah.
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia sangat perlu menaruh perhatian penting terhadap keberadaan lagu-lagu wajib nasional. Bisa dikatakan begitu, karena lagu-lagu tersebut bisa terus menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap tanah air dan membakar semangat juang penerus bangsa selanjutnya dalam mempertahankan kedaulatan. Sehingga, sesuai dengan intruksi Menteri Muda Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan nomor 1 tanggal 17 Agustus 1959 yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan diterbitkan oleh balai pustaka tahun 1963 yang didalamnya terdapat poin penetapan 7 daftar lagu wajib nasional. Salah satunya lagu Bagimu Negeri karya Kusbini.
Lagu tersebut terdiri dari 4 baris kalimat. Lagu tersebut tercipta ketika pada tahun 1942 Kusbini bertemu dengan Bung Karno (Ir. Soekarno) yang menanyakan perihal ide untuk menciptakan sebuah lagu yang dapat membangkitkan semangat juang. Pada masa itu pula, Kusbini sudah bekerja sama dengan beberapa komponis lainnya seperti Ismail Marzuki, Cornel Simanjuntak, Sanusi Pane, dan seniman lainnya. Hingga terciptalah lagu Bagimu Negeri.
Perjalanan karir Kusbini dalam dunia musik berawal dari dirinya melangkahkan diri dengan menciptakan lagu-lagu keroncong. Beberapa lagu keroncong yang diciptakan oleh Kusbini diantaranya keroncong Purbakala, Pamulatsih, Bintang seja kala, Sarinande, Moresko, Dwi Tunggal dan Ngumandang Kenang. Pada beberapa kesempatan, Kusbini manggung bersama dengan grup musiknya yang bernama Jong Indische Stryken Tokkel Orkest (JISTO) di Surabaya, Jawa Timur.
Disamping itu, Kusbini juga pernah bekerja di sebuah perusahaan rekaman piringan hitam yang bernama Hoo Soen Hoo. Beberapa lagu ciptaannya juga pernah menjadi lagu pengiring di beberapa film seperti film Jantung Hati dan film Air Mata Ibu. Selama Jepang menjajah Indonesia, Kusbini sempat bekerja di stasiun radio militer Jepang yang bernama Koso Kanri Kyou yang artinya Pusat Jawatan Radio yang kemudian berganti nama menjadi Radio Republik Indonesia (RRI).
Kiprah Kusbini dalam mengembangkan dunia permusikan di tanah air semakin bulat tekadnya. Hingga akhirnya Kusbini ikut andil dalam dunia pendidikan seni dan musik dengan mendirikan Sekolah Olah Seni Indonesia (SOSI) dan Institut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta. Kusbini menghembuskan nafas terakhirnya pada 28 Februari 1981 di Pengok Yogyakarta. Sebagai tanda penghormatan atas dedikasi dan perjuangannya dalam mengembangkan dunia musik di tanah air, nama Kusbini terabadikan pada sebuah jalan di Yogyakarta yakni Jalan Kusbini.
Link lansiran berita dan sumber foto terkait:
https://kumparan.com/kumparannews/mengenal-kusbini-penggubah-padamu-negeri
https://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/pencipta-lagu-bagimu-negeri/
https://salamadian.com/lagu-wajib-nasional-indonesia/
https://www.ilmusiana.com/2019/06/lagu-bagimu-negeri-pencipta-dan-lirik.html