Peresmian Program Transformasi Digital Menuju Madrasah Kelas Dunia
Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada Selasa (22/9/2020) lalu, mengadakan seminar daring (webinar) bersama Google for Education perwakilan dari Indonesia yang inti pembahasannya yaitu Peresmian Program Transformasi Digital Menuju Madrasah Kelas Dunia.
Kegiatan webinar tersebut disiarkan melalui akun YouTube milik Pendis Channel, dengan menghadirkan Bapak Ali Ramdhani selaku Direktur Jendral Pendidikan Islam, Bapak Ahmad Umar selaku Direktur KSKK Madrasah, Bapak Arya Sanjaya selaku perwakilan dari PT Duta Digital Informatika dan Bapak Danny Ardianto selaku perwakilan dari Google Indonesia.
Selain itu, hadir pula beberapa perwakilan instansi madasah dari berbagai tingkatan yang ada di Indonesia dan perwakilan peserta didik madrasah. Webinar yang dimulai pada pukul 10.00 WIB tersebut usai sekitar pukul 11:30 WIB.
Program yang diresmikan dan dibahas, merupakan salah satu program yang telah dan ingin terus dikembangkan oleh KSKK Madrasah di bidang sarana pembelajaran peserta didik madrasah berbasis teknologi informasi. Hal tersebut menjadi bukti nyata keseriusan KSKK Madrasah untuk menjadikan madrasah hebat dan bermartabat menuju madrasah kelas dunia.
Penggunaan sarana tersebut, juga sudah diterapkan di madrasah kita, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al I’anah, yaitu dengan mengaktifasi kegiatan pembelajaran daring berbasis aplikasi yang sudah disediakan oleh pihak Google selama ini. Beberapa aplikasi tersebut diantaranya Google Classroom, Google Meet, Google Form, Google Drive Unlimeted dan lain lain.
Bapak Ali Ramdhani juga menyampaikan beberapa hal mengenai kekurangan dan kelebihan yang tidak menutup kemungkinan terjadi selama diberlakukannya pembelajaran jarak jauh, diantaranya yaitu terjadinya kesalahan, kekurangan dan kelewat dalam menyampaikan materi oleh pendidik/guru kepada peserta didik.
Hal tersebut biarlah terjadi dan harap dimaklumi, karena memang begitulah keadaanya. Tetapi perlu dicatat juga, peserta didik mau tidak mau bahkan harus memberitahu pendidik/gurunya jika ada kesalahan, kekurangan dan kelewat dalam membahas materi. Bahkan, bisa saja hal tersebut menjadi nilai lebih seperti terciptanya saling tukar pikiran dan diskusi materi pembelajaran antara pendidik dan peserta didik.